B E O K I A I

Posted by Unknown Jumat, 07 Februari 2014 0 komentar
Cap Kaki Tiga Setia Manfaat
Cap Kaki Tiga Setia Manfaat bercerita begini : Seekor burung beo dipelihara pak Kiai dalam sebuah sangkar yang digantungkan diteras masjid. Hampir setiap selesai shalat fardlu beo itu mendengar Pak Kiai berdzikir manyebut Asma Allah, sampai-sampai sang beo hafal setiap kalimat yang meluncur dari bibir Pak Kiai. Hal ini membuat semua santri, murid Pak Kiai, sangat menyayangi burung beo tersebut. 

Semua warga pesantren tersentuh hatinya ketika mendengar sang beo melafadzkan kalimat-kalimat “Laa ilaaha illa_Lah”. Seperti tanpa lelah dia mengulang-ulang kalimat itu seraya menggelengkan kepala kekiri dan kekanan dengan intonasi yang persis sama dengan yang dilakukan Pak Kiai. Beo itu benar-benar telah menjadi potret dzikir Pak Kiai.



Suatu hari burung beo itu mati diterkam kucing. Semua orang berduka. Semua merasa kehilangan. Tak sedikit santri yang tak kuat menahan linangan air mata. Dada sesak, kerongkongan tercekat, tak ada kata yang diucapkan. Sepi. Lantai dan dinding masjid menjadi bisu.



Yang paling larut dalam kesedihan adalah Pak Kiai sendiri. Sudah tujuh malam berturut-turut telihat beliau menangis sesenggukan dalam setiap shalatnya. Selesai shalat dia melafadzkan dzikir seperti biasa, dan lagi-lagi air matanya deras membasahi jubah putihnya. Setiap kali sampai kalimat Laa ilaaha illa_Lah, nafasnya terputus, bahkan kerap kali seperti tak kuat melanjutkannya. Para santri ikut menangis. Dzikir pak Kiai, dzikir burung beo, keduanya seperti dilafadzkan tanpa henti. Lantai dan dinding masjid terus saja membuat lafadz-lafadz itu bergema.



Seorang santri memberanikan diri bertanya kepada pak Kiai. Setelah berbasa-basi untuk sekedar mengusir rasa sungkan, dia berkata, ”Kiai, sudah tujuh hari yang lalu Beo tidak hadir di masjid ini. Kami, para santri, merasa sangat kehilangan. Kami menangis. Setiap kali berdzikir kami teringat gelengan kepalanya yang lucu tengah khusyu’ melantunkan Asma Allah. Kami menjadi sangat merindukannya.” Santri itu menghela nafas panjang lalu melanjutkan, ”Akan tetapi, Kiai, kami berusaha merelakan kepergiannya. Allah menitipkan Beo di masjid ini, kemudian Dia mengambilnya kembali. Adalah hak Allah untuk mengambil semua yang dititipkan kepada kita, kapan saja. Bukan hanya Beo tapi juga harta, istri dan anak-anak kita. Bukankah Kiai selalu mengajarkan hal ini kepada kami? Yang menjadi pertanyaan di hati kami, para santri, adalah semenjak kepergian Beo, Kiai seperti larut dalam kesedihan. Beo itu seakan menjadi segalanya bagi Kiai. Kami melihat Kiai sangat berat melepas kepergiannya. Bukannya kami lancang mengajari Kiai, tetapi seandainya Kiai menampakkan keikhlasan atas peristiwa ini, setidaknya kami, para santri, akan mendapatkan ibroh, pelajaran yang sangat berharga. Kami akan makin mengerti bagaimana seharusnya bersikap. Kami bakal menjadi tangguh menghadapi masalah-masalah kehilangan, kegagalan, bahkan kematian.”



“Aku menangis bukan karena Allah mengambil Beo dari masjid ini”, kata pak Kiai. Para santri mulai khusyu’ mendengarkan jawaban Kiai. Setelah menaruh tasbih dalam kantung jubahnya, pak Kiai melanjutkan, ”Kalian lihat sendiri, burung beo itu tak henti-hentinya menyebut nama Allah. Hari-harinya diisi dengan lantunan kalimah thayyibah. Mulutnya tak pernah kelu kecuali dipakainya melafadzkan ‘Laa ilaaha illa_Lah’. Tetapi ketika kucing tiba-tiba menerkamnya, dia hanya sempat berkeok, menjerit kesakitan, kemudian mati. Dia tak sepatah katapun menyebut Allah.



Cap Kaki Tiga Setia Manfaat  melanjutkan, Aku di sini, shalat setiap hari, berdzikir setiap saat. Aku berusaha mengisi hari dengan ketaatan dan mengingat Allah. Tetapi aku khawatir ketika nanti maut menerkamku dengan tiba-tiba. Jangan-jangan nasibku tak lebih baik dari Beo. Rasa sakit sakratul maut pasti membuatku sibuk sehingga tak lagi mampu menyebut Allah.”



Suasana hening. Para santri tertunduk. Kiai menerawang jauh, butir-butir air mata meleleh membasahi lembut wajahnya.





untuk kawanku: Otang, Mas Darso, Ronny, Mas Didin yang tetesan keringat mereka terukir pada batu, kerikil dan bulir-bulir pasir yang menopang gagahnya SMM Daarut Tauhid. Cap Kaki Tiga Setia Manfaat
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: B E O K I A I
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://stokcerpen.blogspot.com/2014/02/b-e-o-k-i-i.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.

0 komentar:

Posting Komentar

1.Demi keindahan forum komentar harap mencantumkan Nama (nickname) setiapkali memberikan komentar.
2.Pada box "Beri komentar sebagai"... pilih "Name/URL" (jangan anonymous).
3.Lalu tuliskan nickname dan kosongkan URL, kemudian klik "lanjutkan"
4.Jika Anda punya gmail, pilih "google account", anda akan diminta login. Silakan Login kemudian publikasikan komentar anda.
5.Anda bebas berkomentar apa saja, boleh serius, boleh lucu, tapi jangan menyinggung sara maupun saru (pornografi).
Dapatkan Souvenir Cantik Stok Cerpen Untuk Komentar Terbaik