Inspirasi Kesetiaan bersama Cap Kaki Tiga.
Rabu, 02 April 2014
4
komentar
Cap Kaki Tiga, Setia, Manfaat merupakan tiga frasa yang yang sangat familiar di keluarga besar istri saya. Cap Kaki Tiga, bagi kami, telah terbukti Setia Memberi Manfaat sehingga menjadi Inspirasi Kesetiaan bersama Cap kaki Tiga . Sejatinya pengalaman ini, sebut saja Rahasia Cap Kaki Tiga, semuanya bermula dari keluarga istri saya. Kisah ini memilukan sekaligus memalukan. Begini ceritanya,.. Kata istri saya, keluarganya adalah Pengguna Setia Cap Kaki Tiga. Mungkin karena mereka telah membuktikan sendiri Manfaat Cap Kaki Tiga. Nenek mertua bilang,”Kami Setia menggunakan Larutan Cap kaki Tiga karena telah merasakan bahwa Cap Kaki Tiga, Setia Memberi Manfaat Nyata, yaitu Khasiat Larutan Penyegar Cap Kaki Tiga”.
Cap Kaki Tiga, Setia, Manfaat Antara Abah dan Kucing
Cap Kaki Tiga, Setia, Manfaat bagi Bapak mertua, yang sehari-hari saya panggil Abah, yang ternyata sangat membenci kucing. Kenapa? Konon dulu pernah punya
kucing tapi akhirnya dibuang karena suka mencuri.
"Kalau diperhatikan, kucing itu demikan sopan, langkahnya pelan seperti putri kerajaan, matanya merem, sipit, sayu, teduh seperti tak menginginkan dunia. Kalau kita dekati dia begitu bersahabat, mendekat, menempelkan badannya, melindungkan diri ke sela-sela kaki kita, seakan akan kita adalah ibu kandungnya."
"Kalau diperhatikan, kucing itu demikan sopan, langkahnya pelan seperti putri kerajaan, matanya merem, sipit, sayu, teduh seperti tak menginginkan dunia. Kalau kita dekati dia begitu bersahabat, mendekat, menempelkan badannya, melindungkan diri ke sela-sela kaki kita, seakan akan kita adalah ibu kandungnya."
Tapi, Abah bilang, dia sudah tahu sekarang. Setelah
mengulang-ulang sanjungan atas pesona seekor kucing, mertua saya segera
menambahkan dengan suara menggelegar, “Tapi,... kamu tau nggak?,.....”
Saya mengangguk-angguk. Mungkin Abah menganggap saya
sebagai menantu setia karena mau ber jam-jam mendengarkan "kuliah" tentang kucing yang telah dibuangnya.
Kembali cerita
tentang teriakan bapak mertua. Dengan berapi-api beliau katakan,”.....sedetik
saja kita alihkan perhatian,...jangan tanya,...tak peduli ikan asin, ayam goreng, tahu bacem, telor ceplok semua diembatnya".
Istri saya bilang bahwa di bulan puasa saat sahur, bapak mertua kehilangan
paha ayam kesukaannya. Tersangka
utama kucing piaraannya. Sejak saat itulah keluar
“surat perintah” yang isinya cuma lima huruf
“B U A N G”
Bapak mertua
tidak pernah memasukkan insiden raibnya paha ayam itu dalam ceritanya. Beliau
hanya mengatakan, “Kamu tau nggak rasa kesalku semakin menjadi saat itu?
Seharian aku panas dalam, bibir pecah-pecah, tenggorokan kering, padahal hari-hari
sebelumnya biasa saja. Kamu tau nggak, kenapa?”
Saya menangkap bahwa ini pertanyaan
retoris. Kata guru Bahasa Indonesia, pertanyaan semacam ini tidak perlu di
jawab. Benar saja, sejurus kemudian beliau melanjutkan,”Kucing itu bukan saja
mengacak-acak persediaan makan sahur, tetapi yang lebih membuat kesal
adalah dia menumpahkan Sediaan Larutan Penyegar Cap Kaki Tiga yang malam
itu tinggal satu botol.”
Bapak mertua
menghela nafas lalu mulai “ceramah” lagi. Kali ini nampaknya kata penutup yang
akan beliau sampaikan. “Kucing itu saya buang, sejauh mata
memandang. Kalau mau dihitung jaraknya mungkin sebanding dengan tingkat kekesalan saat itu. Tapi kalau orang bertanya sebab apa dia dibuang,
jawabnya cuma satu, yaitu karena kucing itu telah menumpahkan pengusir panas
dalamku “Sebotol Larutan Cap Kaki Tiga.” Demikian sekilas tentang Abah, kucing berkaitan dengan Cap Kaki Tiga, Setia, Manfaat
Cap Kaki Tiga, Setia, Manfaat Membawa Kenangan
Cap Kaki Tiga, Setia, Manfaat ceritanya terus berlanjut. Ternyata hawa kekesalan terhadap kucing itu bisa
menular seperti virus influensa. Sehari-hari mendengarkan cerita kucing
berkaitan dengan tumpahnya Sebotol Cap Kaki Tiga, membuat benih-benih
kebencian terhadap kucing tumbuh subur dalam hati. Entah terpengaruh aura setia
istri atau setia mertua, yang jelas saya telah larut dalam cerita
seolah-olah kucing itu mencuri ayam goreng jatah saya, seakan-akan sayalah yang
kehilangan Sebotol Pengusir Sariawan Cap Kaki Tiga.
Kebencian inilah
yang mengantar saya mengalami kejadian memilukan, atau lebih tepat memalukan,
yang saya bilang dirahasiakan itu. Sore itu saya mengendap-endap memegang
segayung penuh air. Seekor kucing tetangga tengah berdiri di atas tembok
partisi dua meteran yang membatasi ruang dapur dengan halaman belakang. Seperti
biasa saya lakukan count down, lima, empat, tiga, dua, satu,...gooool.... saya
berteriak sekuat tenaga sambil menghatamkan segayung air ke arah kucing itu
berikut gayungnya. Sudah bisa ditebak bahwa kucing itu kaget dan meraung
kesakitan.
Beberapa detik
berikutnya bukan cuma kucing itu yang kaget, melainkan saya sendiri ikut kaget
luar biasa. Raungan kucing diikuti oleh bunyi gedebuk atau gubrak atau
bahasa Inggrisnya bam bam bam, kemudian disusul dengan jerit kesakitan memekakkan telinga.
Saya sangat
mengenal suara yang menggetarkan jagat raya itu. Itulah suara Abah.
Rupanya beliau juga tengah mengintai kucing itu dengan membawa sapu lidi
sembari berdiri di atas kursi. Saya melakukan serangan dari arah dapur,
Abah dari arah halaman belakang. Air yang saya siramkan memang mengenai
kucing tetapi sebagian besar diteruskan dan mengenai Abah. Sedangkan
gayungnya yang saya lempar setengah detik setelahnya, ternyata langsung
melayang ke arah kening Abah. Selaksa Mike Tyson terkena pukulan jab yang
telak, beliau terhuyung-huyung sampai akhirnya ambruk ke tanah beserta kursi
yang dinaikinya.
Sadar bahwa
saya telah memukul KO bapak mertua, kegugupan melanda, maklum saat itu saya
baru dua bulan jadi menantu beliau. Entah apa yang saya pikir saat itu, bukannya menolong beliau, saya malah lari terbirit-
birit melalui halaman belakang menuju pintu samping taman. Saya berlari seperti
dalam film kabayan dikejar-kejar si Abah sang mertua. Saya merasa, abah akan segera mengejar atau melempar saya. Saya masih ingat cerita
beliau bahwa untuk masalah ketepatan menembak, beliau bisa di bilang master di
kesatuannya dulu. Artinya jika beliau melempar pasti kena kepala saya.
Sesaat
kemudian “Tuing, Klontang” Ada botol
menimpa kepalaku, diikuti sebuah kaleng mendarat di area yang sama.
Konsentrasi buyar, kaki kesandung,
saya terjatuh berguling-guling dan berhenti tepat disamping botol dan kaleng berhasil menjitak kepalaku itu. Saya ambil botol itu dan saya lihat ada Merk CapKaki Tiga. Dan kaleng itu, juga sama, ada Gambar Cap Kaki Tiga.
Kisah ini, kesetiaanku
pada istri, kesetiaan keluarga besar istriku atas Larutan
Penyegar Cap Kaki Tiga yang memberikan manfaat besar bagi kami, semua ini
membuat kenangan sendiri yang sangat membekas di hati saya. Kenangan Cap
Kaki Tiga. Anda bisa bayangkan botol dan kaleng Cap Kaki Tiga
berjejer di setiap penjuru rumah sampai-sampai yang dilemparkan bapak mertua ke
arahku adalah Botol Bekas Cap Kaki Tiga dan Kaleng Bekas Cap Kaki
Tiga. Bukti kesetiaan kami atas Larutan Penyegar Pengusir Panas Dalam
Cap kaki Tiga. Demikian kenangan membekas ini tumbuh dari kisah Cap Kaki Tiga, Setia, Manfaat
Baca Selengkapnya ....